Presiden Joko Widodo, Rabu, 15
Juni 2016 yang lalu, menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2016.
PP yang diundangkan 19 Juni 2016
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114 tersebut,
mengatur tentang Perangkat Daerah (PD).
Dalam Pasal 1 angka 1,
disebutkan, “Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.”
Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2,
dijelaskan, “Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Gubernur dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
Sementara dalam Pasal 1 angka 3,
disebutkan, “Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Bupati/Walikota
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten/Kota.”
Selanjutnya, dalam Pasal 5 ayat
(1), dirinci, PD Provinsi terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat,
Dinas dan Badan.
Sementara untuk PD Kabupaten/Kota
dijelaskan dalam Pasal 5 ayat (2), terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat
DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan dan Kecamatan.
Istilah PD juga dikenal dalam
dalam PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin, 23 Juli 2007 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89).
Pasal 1 angka 7 PP Nomor 41
Tahun 2007, “Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Kepala Daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.”
Sedangkan Pasal 1 angka 8,
menyebutkan, “Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala Daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.”
Menggunakan “Find
and Replace”, dalam PP Nomor 41 Tahun 2007, kata OPD digunakan
sebanyak 92 kali. Sedangkan di PP Nomor 18 Tahun 2016, hanya 11 kali. Tapi
esensinya berbeda.
Dalam Pasal 2 ayat (1) PP Nomor
41 Tahun 2007, disebutkan, “Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan
dengan peraturan daerah dengan berpedoman pada peraturan pemerintah ini.”
Sedangkan dalam Pasal 3 ayat (1)
PP Nomor 18 Tahun 2016, ditegaskan, “Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
ditetapkan dengan Perda.”
Melihat “sejarahnya”,
penyebutkan atau penulisan OPD dan atau Kepala OPD yang sampai kemarin mungkin
masih kerap kita dengar dan atau kita baca, dapat dipastikan berasal atau
mengacu pada PP Nomor 41 Tahun 2007.
“Pada saat Peraturan Pemerintah
ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku,” demikian isi tegas
Pasal 125 PP Nomor 18 Tahun 2016.
Sebelum itu, dalam Pasal 99 PP
Nomor 18 Tahun 2016, disebutkan dengan tegas dan jelas, “Pengisian kepala
Perangkat Daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.”
Lalu, kalimat kepala
Perangkat Daerah ini juga terdapat (dijelaskan) dalam Pasal
124 ayat (2), dan ayat (4).
Dan, dari 126 Pasal dalam PP
Nomor 18 Tahun 2016, tidak ada satu pun dituliskan kalimat kepala Organisasi
Perangkat Daerah, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Kepala Satuan
Organisasi Perangkat Daerah.
“Peraturan Pemerintah ini mulai
berlaku pada tanggal diundangkan,” itulah bunyi Pasal 126 PP Nomor 18 Tahun
2016.
Sehingga kesimpulannya, istilah yang tepat untuk penyebutannya adalah
Perangkat Daerah. Bukan lagi kata (istilah) OPD dan atau Kepala OPD. Apalagi
Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) dan atau Kepala SOPD, maupun Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan atau Kepala SKPD, dalam bahasa lisan dan atau
tulis.
0 comments:
Posting Komentar